Apakah Anda termasuk yang suka makan peda? Ya, olahan ikan yang satu ini memang memiliki rasa asin dengan aroma yang khas, sehingga cocok untuk dimakan bersama nasi. Ikan Peda adalah salah satu jenis ikan yang diolah menjadi ikan asin memang dikenal luas sebagai hidangan yang bercitarasa nikmat, terlebih jika dikonsumsi bersamaan dengan nasi hangat ataupun sambal khas Nusantara.
Tetapi di artikel kali ini, kita tidak akan membahas berbagai menu yang menggugah selera tersebut, namun tentang terbuat dari apa ikan peda dan bagaimana cara pembuatannya, apakah ada manfaatnya bagi tubuh kita. Nah untuk mengetahui sebenarnya peda itu terbuat dari ikan apa? Dan bagaimana cara membuatnya? Yuk, simak penjelasan di bawah ini!
Peda sebenarnya merupakan ikan kembung yang diolah melalui proses fermentasi. Terdapat 2 jenis ikan kembung yang bisa digunakan untuk diolah menjadi peda, yaitu yang biasa disebut ikan kembung jantan (Rastrelliger kanagurta) dan betina (Rastrelliger brachysoma).
Di samping berbeda secara fisik, ikan kembung jantan dan betina juga memiliki perbedaan dalam komponen gizinya. Ikan kembung betina memiliki kandungan lemak dan protein yang lebih tinggi dibandingkan dengan ikan kembung jantan. Sehingga peda yang dibuat dari ikan kembung betina lebih bertekstur masir dibanding yang jantan.
Pengolahan Peda
Pengolahan peda cukup sederhana dan termasuk ke dalam teknik pengawetan secara tradisional. Di mana ikan kembung yang telah dibersihkan isi perutnya (disiangi) kemudian diberi garam dengan konsentrasi tertentu, biasanya antara 10-30%. Sesudah digarami, kemudian ikan disimpan secara tertutup untuk proses fermentasi.
Untuk waktu fermentasi juga beragam, yaitu antara 1 sampai 3 minggu. Proses penggaraman dapat dibagi menjadi 2 tahap, contohnya setelah fermentasi 7 hari, ikan digarami kembali dan fermentasi dilanjutkan. Fermentasi ini tidak menggunakan tambahan kultur bakteri tertentu, namun memanfaatkan bakteri yang berada di dalam tubuh ikan, atau disebut juga fermentasi spontan.
Garam yang ditambahkan memiliki fungsi untuk menarik air dari dalam tubuh ikan, serta mencegah pertumbuhan bakteri yang tidak diinginkan selama fermentasi, sehingga membantu mengawetkan ikan juga. Bakteri yang dapat tumbuh adalah bakteri yang tahan pada kadar garam yang tinggi (halofilik).
Proses Fermentasi Peda
Selama ikan mengalami proses fermentasi, bakteri menghasilkan enzim proteolitik dan lipolitik yang memecah senyawa kompleks seperti protein dan lemak menjadi bentuk sederhananya. Di mana lemak dipecah menjadi asam lemak dan protein dipecah menjadi asam amino.
Salah satu asam amino yang terbentuk adalah asam glutamat di mana memberikan rasa gurih pada peda. Lemak yang terurai berperan juga dalam menciptakan aroma dan cita rasa yang khas.
Fermentasi yang terjadi di dalam pembuatan peda adalah fermentasi oleh bakteri asam laktat di mana mengubah glukosa menjadi asam laktat. Perlu Anda perhatikan bahwa ikan mungkin mengandung histamin, yaitu zat yang dapat menyebabkan keracunan pada manusia, dan fermentasi yang terlalu lama dapat menyebabkan kandungan histamin pada peda meningkat. Oleh karenanya, ikan kembung segar yang akan diolah menjadi peda harus dipastikan dalam keadaan yang segar.
Ikan memiliki banyak manfaat bagi tubuh, sehingga mari kita tingkatkan konsumsi ikan, salah satunya adalah dengan mengonsumsi peda. Anda bisa mengolahnya dengan digoreng, ditumis, dibakar, atau dengan cara memasak lainnya. Kita bisa saja masih mendapatkan manfaat ikan peda bagi tubuh, tetapi sebaiknya jangan terlalu banyak mengkonsumsi ikan asin agar tetap menjaga kualitas kesehatan tubuh. Anda juga bisa berkonsultasi dahulu dengan ahli gizi sebelum mengkonsumsi ikan peda untuk kesehatan tubuh. Semoga bermanfaat dan selamat mencoba.